Halaman

Senin, Oktober 22, 2012

Penyesalan




KRIIIIIIINNNNGGGGGGGG!!!!!
“Arrrggghhh berisik amat tu beker” aku mengumpat seraya bangun dan menggeliat. Aku dapat mencium bau tanah basah, aroma alam yang sangat aku suka. Aku bangkit dari tempat tidur dan membuka tirai jendela, benar dugaanku ternayata diluar hujan. Lalu aku keluar kamar dan menuruni tangga, aku mendapati seorang wanita paruh baya sedang membereskan meja makan.
“Eh non Bunga sudah bangun. Gimana tidurnya non? Nyenyak?” Tanya Bi Inah, wanita paruh baya itu.
Setengah melompat aku menuju meja makan yang letaknya tak jauh dari tangga. “Kasih tau gak yaaaaaaaaa?” jawabku sambil memutar bola mata dan memeluk  Bi Inah. Ya, Bi Inah adalah seorang yang membantu dirumahku, namun beliau sudah aku anggap seperti ibuku sendiri, sejak kecil orangtuaku sangat sibuk sehingga mereka tidak punya waktu untuk mengurus segala keperluanku dan menyerahkan segala tanggung jawab untuk mengurusku pada Bi Inah. Sehingga tak heran, Bi Inah yang paling mengert dan mengenal sifat-sifatku daripada kedua orangtuaku sendiri. Tak jarang aku protes karena kekurangan waktu mereka untukku, namun mereka berkilah ini semua mereka lakukan untuk kebahagiaanku. Aku tidak dapat berbuat apa-apa, aku hanya bisa menangis dan murung. Namun, Bi Inah terus menghiburku hingga rasa sedih itu hilang.